Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Gelar Rembug Stunting Se-Kecamatan Pulau Maratua
Setelah melakukan audit, Tim Percepatan Penurunan Stunting Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Berau, yang dipimpin Kabid Keluarga Berencana Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (KBK3) Mustika, menggelar Rembug Stunting se-Kecamatan Pulau Maratua, di aula Kantor Camat Pulau Maratua pada Senin (18/11).
Kegiatan ini dihadiri Camat Pulau Maratua, Ariyanto, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopicam), Kepala UPT Puskesmas, Suryan, Kepala Kampung setempat bersama aparaturnya, dan kader posyandu.
Dalam arahannya, sekaligus membuka rembug, Camat Ariyanto menekankan pentingnya rembug stunting sebagai upaya kolektif untuk mencegah terjadinya stunting pada anak-anak di Pulau Maratua.
“Stunting adalah masalah serius yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Oleh karena itu, rembug stunting ini menjadi langkah awal yang penting untuk memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan asupan gizi yang cukup dan perawatan kesehatan yang memadai,” ujarnya.
Ariyanto berharap, Rembug stunting ini menghasilkan beberapa langkah strategis untuk pencegahan dan penanganan stunting di Kecamatan Pulau Maratua. Pencegahan dan penanganan tersebut diharapkan dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Sementara, Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Kabuapaten Berau , M Sukriyadi dalam paparannya menjelaskan, langkah pertama untuk mencegah dan menangani stunting adalah peningkatan akses layanan kesehatan melalui optimalisasi peran posyandu dan puskesmas dalam memberikan layanan kesehatan ibu dan anak. Termasuk pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin. Selain itu, kampanye gizi seimbang dan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil perlu dilakukan bekerja sama dengan kader posyandu dan PKK kampung.
Program edukasi dan penyuluhan mengenai pentingnya asupan gizi yang baik, kebersihan lingkungan, dan perilaku hidup sehat kepada masyarakat kampung juga menjadi prioritas.
Pria yang akrab disapa Sukri ini juga menekankan pentingnya komitmen pemerintah mulai dari level kampung, camat, hingga kabupaten untuk melakukan upaya penurunan stunting. Selain itu pemeliharaan dan tingkat kunungan masyarakat ke posyandu di seluruh wilayah kecamatan harus ditingkatkan. Pasalnya posyandu adalah garda terdepan dalam pencegahan stunting dan pemantauan kesehatan ibu dan anak. "Tingkat kunjungan masyarakat ke posyandu harus ditingkatkan, ini jadi PR bagi pemerintah karena tingkat kuniungan mayarakat ke posyandu masih rendah, terutama di perkotaan” katanya.
Selain itu, juga menyoroti pentingnya mencegah terjadinya pernikahan dini. Menurutnya, posyandu tidak hanya berperan dalam memberikan edukasi kesehatan bagi para remaja, tetapi juga berfungsi sebagai wadah untuk mengedukasi mereka mengenai dampak negatif pernikahan dini. Dengan demikian, remaja di kampung akan lebih siap menghadapi masa depan dengan bekal pengetahuan yang memadai, tentang kesehatan reproduksi.
Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Berau, Jabatan Fungsional KBK3, DPPKBP3A Berau, Sri Aslina menegaskan, kerjasama lintas sektor sangat diperlukan untuk keberhasilan program ini. “Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk pemerintah kampung, puskesmas, kader kesehatan, dan masyarakat untuk memastikan program pencegahan stunting berjalan efektif dan memberikan hasil yang nyata,” ujar wanita yang akrab disapa Lina ini.
Rembug pun berjalan lancar dan khidmat, diisi dengan diskusi dan usulan dari beberapa kampung untuk menunjang penurunan stunting. Usulan tersebut diantaranya pengadaan air bersih, pemindahan lokasi air bersih, jaringan internet dan listrik.