Dinkes Berau Gelar Monev Program Gizi Ibu dan Anak Serta Sosialisasi PMT Lokal Tahun 2025

Dinkes Berau Gelar Monev Program Gizi Ibu dan Anak Serta Sosialisasi PMT Lokal Tahun 2025

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Gizi Kesehatan Ibu dan Anak serta Sosialisasi Petunjuk Teknis (Juknis) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal bagi Balita dan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) Tahun 2025. Acara ini berlangsung di Hotel SM Tower, Selasa (29/04/2025) pagi.

Kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Bupati Berau Hj. Sri Juniarsih Mas yang diwakilkan oleh Asisten I Setda Berau, M. Hendratno.

Dalam laporannya, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program gizi di tingkat puskesmas, sekaligus mengidentifikasi hambatan dan permasalahan yang dihadapi tim gizi kesehatan ibu dan anak, terutama tim inti seperti kepala puskesmas, petugas gizi, dan bidan koordinator.

“Melalui monev ini, kami berharap dapat memperkuat koordinasi dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan program gizi di lapangan,” ujarnya.

Diketahui berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023, angka stunting balita di Kabupaten Berau mencapai 23,0 persen. Angka ini menunjukkan bahwa stunting masih menjadi masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Bupati Berau, Hj. Sri Juniarsih Mas yang dibacakan oleh Asisten I Setda Berau, M. Hendratno, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, intervensi gizi, khususnya melalui pangan lokal, sangat menentukan kualitas pertumbuhan balita dan kesehatan ibu hamil.

“Saya mendorong para kader Posyandu untuk aktif menjalankan program PMT berbahan pangan lokal. Selain itu, penting untuk terus mengupayakan peningkatan angka kunjungan, pengukuran, penyuluhan, dan kerja sama dengan tenaga kesehatan,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya peran Posyandu sebagai ujung tombak layanan kesehatan masyarakat di tingkat dasar. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas kader sangat diperlukan agar pelayanan dapat dilakukan secara profesional sesuai standar Kementerian Kesehatan.

“Kita harus memastikan anak-anak kita tumbuh sehat, karena merekalah generasi penerus yang akan memimpin dan memajukan daerah ini ke depan,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Hendratno menyayangkan masih tingginya angka stunting di Berau, padahal Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, sebagai negara ketiga terbesar di dunia dalam hal tersebut.

“Ini merupakan potensi besar yang semestinya bisa kita manfaatkan secara maksimal untuk pencegahan dan penanggulangan stunting,” pungkasnya. (DiskominfoIKP-AF)