BLK Berau Siap Difungsikan Awal 2026, Progres Pembangunan Tembus 54 Persen
Progres pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Berau yang berlokasi di Limunjan, Kecamatan Sambaliung, terus menunjukkan perkembangan. Hingga awal September 2025, realisasi fisik tahap pertama telah mencapai 54 persen dan ditargetkan rampung pada 27 Desember 2025 mendatang.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau, Zulkifli Azhari melalui Kabid Pelatihan dan Produktivitas, Agus Sumaryono, memastikan bahwa fasilitas tersebut siap difungsikan pada Januari 2026. “InsyaAllah akhir Desember pekerjaan fisik tahap pertama sudah selesai. Mulai Januari, BLK langsung bisa digunakan untuk pelatihan tenaga kerja lokal,” ungkap Agus, Senin (1/9/2025).
Pada tahap awal, beberapa fasilitas utama sudah berdiri, antara lain asrama peserta dengan delapan kamar dan satu workshop khusus alat berat. Ke depan, pembangunan akan terus berlanjut karena sifat proyek ini multiyears. Tahun 2026 direncanakan penambahan tiga ruang belajar baru, asrama tambahan, serta sarana pendukung lain yang saat ini masih dalam proses usulan ke Dinas PUPR.
Agus menjelaskan, BLK Berau berdiri di atas lahan seluas 5 hektare dengan fokus utama pada pelatihan alat berat. Hal ini mempertimbangkan tingginya kebutuhan operator di sektor pertambangan dan perkebunan di daerah. “Permintaan operator alat berat sangat tinggi, dan minat anak-anak muda Berau juga besar di bidang ini,” jelasnya.
Peralatan yang akan digunakan dalam pelatihan mencakup excavator, bulldozer, forklift, hingga crane. Selain bidang alat berat, BLK juga akan membuka pelatihan otomotif, pengelasan, komputer, hingga menjahit.
Setiap kelas hanya menampung maksimal 16 peserta, sesuai regulasi Kementerian Ketenagakerjaan agar pembelajaran kompetensi berjalan efektif. Lulusan nantinya akan mendapatkan sertifikat resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), yang diakui secara nasional.
Agus menambahkan, keberadaan BLK di Berau akan menekan biaya pelatihan yang selama ini cukup besar jika harus mengirim peserta keluar daerah. “Satu kelas 16 orang bisa menghabiskan hampir Rp400 juta selama tiga bulan. Dengan adanya BLK di Berau, biaya itu bisa ditekan dan lebih efisien, bahkan bisa membuka lebih banyak kelas,” terangnya.
Tingginya animo masyarakat terhadap pelatihan juga menjadi alasan penting hadirnya BLK. Agus mencontohkan, setiap kali dibuka pendaftaran, jumlah peminat bisa mencapai 300 orang, sedangkan kuota hanya 16 peserta per kelas.
Dengan target beroperasi awal 2026, BLK diharapkan mampu mencetak tenaga kerja lokal yang kompeten dan siap bersaing di dunia industri. “Harapan kami, generasi muda Berau tidak hanya siap kerja, tapi juga memiliki sertifikat kompetensi sebagai bekal penting memasuki dunia industri,” tutupnya. (DiskominfoIKP-AF)